Selasa, 17 Januari 2012

7 Pemain Nomor 7 MU


7 Pemain Nomor 7 MU

Beberapa klub bola punya beberapa nomor punggung yang dianggap sakral atau keramat, anggap saja nomor 6 & 3 di AC Milan, 25 di Chelsea, 6 di West Ham, 9 di Newcastle dan lain-lain. Tak terkecuali dengan Manchester United, klub ini menjadikan kostum nomor 7 sebagai nomor sakral, hampir semua pemain bernomor punggung 7 di klub berjuluk Red Devil ini punya skill di atas rata-rata dan konon tanpa kehadiran pemain bernomor punggung 7, Manchester United tak akan pernah sukses.

Berikut 7 pemain yang pernah mengenakan nomor punggung 7 di Manchester United:



  1. 1.     George Best
Karir di MU                                        : 1963-1974
Negara Asal                                      : Irlandia Utara
Posisi                                                    : Wing Forward
Penampilan/Gol                              : 470/179

                Best yang lahir pada tanggal 22 Mei 1946 adalah seorang pemain sayap super yang mampu mengkombinasikan kecepatan, akselerasi, keseimbangan, kemampuan mencetak gol, kegesitan melewati hadangan lawan serta secara natural mampu menggocek bola sama baik dengan kedua kakinya. Masa kejayaan Best berlangsung di tahun 1968 ketika ia meraih gelar Pemain Terbaik Eropa dan merebut Piala Champion bersama MU. Selama karirnya yang cemerlang Best berhasil merebut simpati penggemar Setan Merah.
Begitu hebatnya Best sehingga IFFHS (International Federation of Football History & Statistics) memilihnya di urutan 11 jajaran Pemain Terbaik Eropa Abad Ini dan peringkat 16 dalam pemilihan Pemain Terbaik Dunia Abad ini pada tahun 1999. Pele menyebutnya sebagai salah satu dari 125 Pemain Terbaik Dunia di peringkat 19 di belakang legenda Jerman Gerd Muller.
Sebelum era Beckham, George Best-lah yang menjadi ‘seleb’ atau pesohor bola Theatre of Dreams. Sayang gaya hidupnya yang senang berpesta membuatnya kecanduan alkohol yang pada akhirnya mengakibatkan kejatuhan karir dan kematiannya, Best meninggal di usia 59 tahun pada bulan November 2005. Begitu parahnya kecanduan ini hingga pada suatu ketika Best mencuri dompet seorang wanita tidak dikenal ketika dia bermain di Amerika hanya untuk membeli minuman keras. Namun sumbangannya bagi dunia sepakbola membuat nama Best tetap dikenang sebagai salah satu pemain terbaik dunia.
Nama Best diabadikan sebagai nama bandara di Belfast City yang kini bernama George Best Belfast City Airport. Di Irlandia Utara, ungkapan apresiasi ini menjadi legenda: “Maradona good; Pelé better; George Best.”



  1. 2.     Willie Morgan
Karir di MU                                        : 1968-1975
Negara Asal                                       : Skotlandia
Posisi                                                    : Wing Forward
Penampilan/Gol                              : 296/34

Willie adalah panggilan kesayangan William Morgan yang lahir 2 Oktober 1944 di Sauchie, Clackmannanshire. Pemain bola asal Skotlandia ini bertipe sayap dan memulai karirnya di Burnley. Ia memperoleh tempat tetap di tim utama Burnley untuk menggantikan John Connelly yang hijrah ke Manchester United. Hebatnya, pada pertandingan Boxing Day melawan MU, Morgan mencetak dua gol pertamanya untuk membantu Burnley menghajar MU 6-1 di Turf Moor.
Musim panas 1968, Morgan didatangkan oleh Sir Matt Busby ke Man Utd untuk sekali lagi mengisi pos yang ditinggalkan oleh John Connelly. Morgan mencetak 34 gol selama karirnya untuk Setan Merah walaupun gagal menembus final Piala Champion setelah ditundukkan AC Milan. Tahun 1970 dan 1971, Morgan dianugerahi Supporters Player of the Year dua tahun berturut-turut. Pada tahun 1972, setelah bermain melawan Brazil mewakili negaranya, Morgan mendapat julukan ‘Pemain Sayap Kanan Terbaik di Dunia’ dan membawa Skotlandia ke putaran final Piala Dunia. Pada putaran 1973 – 1975, Morgan menjadi kapten Manchester United sebelum akhirnya pulang kembali ke Burnley untuk digantikan oleh Steve Coppell.



  1. 3.     Steve Coppel
Karir di MU                                        : 1975-1983
Negara Asal                                       : Inggris
Posisi                                                    : Side Midfielder
Penampilan/Gol                              : 396/70

Berakhirnya era Busby Babes pada tahun 70-an membuat prestasi Manchester United naik turun, begitu parahnya sehingga pada tahun 1975 Man Utd harus mulai berjuang dari divisi dua. Manajer Tommy Docherty memiliki solusinya, seorang pemain sayap kanan belia berusia 19 tahun yang pada saat itu masih kuliah di Liverpool University dan bermain untuk Tranmere Rovers. Docherty berebut dengan tim lain untuk mengontrak Steve Coppell yang memiliki teknik dan sikap menawan. Ketika tim lain mundur saat mereka menyadari fisik Coppell ‘terlalu kecil’, Docherty tidak ambil pusing. Sepuluh penampilan dan satu gol dari Coppell sedikit banyak membantu tim muda Docherty kembali ke divisi utama dalam waktu setahun.
Stephen James ‘Steve’ Coppell dilahirkan pada tanggal 9 Juli 1955 di Croxteth dan walaupun selalu terpesona oleh Liverpool, ia tidak memiliki masalah untuk bermain bagi tim rivalnya, Man Utd. Pada tahun 1976, setahun setelah naik ke divisi utama – Man Utd berhasil menembus final Piala FA sebelum akhirnya ditundukkan Southampton di final. Tahun berikutnya, Man Utd kembali ke final Piala FA untuk berhadapan dengan Liverpool yang sedang on fire dan mengejar gelar treble. Coppell dan kawan-kawan melupakan kenangan buruk tahun sebelumnya dan menundukkan Liverpool 2-1.
Delapan musim bermain di Old Trafford, Coppell bermain di bawah arahan tiga manajer: Docherty, Sexton dan Atkinson. Mereka selalu memberi tempat di tim utama bagi Coppell yang dari 395 penampilannya mencetak 70 gol. Hebatnya lagi, Coppell masih memegang rekor bermain sebagai starter untuk Setan Merah dalam 206 pertandingan berturut-turut di semua kompetisi.
Sayang karir pemain cemerlang ini terhenti di usia muda, pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia antara Inggris dan Hungaria di Wembley, Coppell mengalami cidera serius dan walaupun telah melalui beberapa operasi penting, kesehatannya tidak pernah pulih. Coppell memutuskan untuk gantung sepatu pada bulan Oktober 1983 pada usia 28 tahun.



  1. 4.     Bryan Robson
Karir di MU                                        : 1981-1994
Negara Asal                                       : Inggris
Posisi                                                    : Central Midfielder
Penampilan/Gol                              : 461/99

Bryan Robson yang lahir pada tanggal 11 Januari 1957 di Chester-le-Street, County Durham adalah pemegang ban kapten Manchester United terlama sepanjang sejarah. Sebelum bermain untuk Setan Merah, Robson meniti karir di West Bromwich Albion. Selain menjadi kapten MU, Robson juga menjadi kapten tim nasional Inggris untuk 65 pertandingan dari keseluruhan 90 penampilan.
Pemain yang sering dijuluki ‘Robbo’ atau ‘Captain Marvel’ ini dikontrak oleh Man Utd pada Oktober 1981 dan menjadi pemain termahal di liga Inggris saat itu. Rekor ini tidak akan terpecahkan hingga tahun 1987 ketika Liverpool membeli Peter Beardsley. Sebulan setelah dikontrak, Robson mencetak gol pertamanya bagi MU yang kelak berakhir 13 musim kemudian dengan hampir 500 penampilan dan mencetak 99 gol.
Robson menjadi kapten United pertama yang berhasil mengangkat trofi Piala FA untuk tiga musim (walaupun tidak berturut-turut) dan mengalami masa keemasan ketika United berhasil menundukkan Barcelona 2-1 di final Piala Winners 1991. Ini seperti membalas kegagalan Robson yang walaupun menyumbangkan dua gol di Old Trafford untuk mengalahkan Barcelona 3-0 setelah sebelumnya tunduk 2-0 di Nou Camp pada perempatfinal Piala Winner pada tahun 1984 namun akhirnya menderita cidera yang membuatnya tidak tampil maksimal saat Man Utd ditundukkan Juventus di semifinal ajang yang sama.
Robson mengakhiri karir panjangnya di Man Utd untuk mengejar karir sebagai pemain-pelatih bagi Middlesbrough. Selanjutnya, Robson juga melatih Bradford City, West Bromwich Albion, Sheffield United dan tim nasional Thailand.
Pada saat hijrah dari WBA dan ditanyakan apa alasannya bergabung dengan Manchester United, Robson menjawab dengan yakin. “Motivasi utamaku bukanlah uang. Aku hanya ingin menjadi pemenang.”



  1. 5.     Eric Cantona
Karir di MU                                        : 1992-1997
Negara Asal                                       : Perancis
Posisi                                                    : Forward
Penampilan/Gol                              : 185/82

Dialah sang raja. Eric ‘The King’ Cantona mengawali karirnya di Manchester United pada pertandingan persahabatan melawan Benfica di Lisbon untuk memperingati ulang tahun ke 50 pemain legendaris Portugal, Eusébio. Pertandingan ofisial pertamanya adalah ketika Cantona masuk menjadi pemain pengganti pada saat derby dengan Manchester City di Old Trafford pada tanggal 12 Desember 1992.
Sebelum mendapatkan Cantona, MU mengalami musim yang menyesakkan, musim sebelumnya mereka hanya bisa menahan nafas melihat Leeds United meraih gelar dengan Cantona sebagai aktor utama Leeds. Musim ini mereka berada di belakang Aston Villa dan Blackburn Rovers yang saling berkejaran untuk meraih gelar liga, begitu juga tantangan maut dari kuda hitam Norwich City dan QPR. Masalah utamanya? Setan Merah tidak mampu mencetak gol. Brian McClair dan Mark Hughes kehilangan sentuhan, Dion Dublin cedera panjang dan Alex Ferguson pusing tujuh keliling.
Masuklah Cantona.
Dia mencetak gol, mengirim assist dan memberikan nuansa juara bagi Man Utd. Tepat seminggu setelah debut melawan The Citizens, Cantona mencetak gol pertama pada pertandingan yang berakhir imbang 1-1 saat berhadapan dengan Chelsea, tepat seminggu kemudian pada Boxing Day, Cantona membantu MU bangkit dari kekalahan 3-0 di babak pertama untuk memaksa imbang Sheffield Wednesday 3-3 dan mencetak gol keduanya. Namun justru dua minggu kemudian, 9 Januari 1993 saat berhadapan dengan Tottenham Hotspurs-lah Cantona menunjukkan kelasnya dengan mencetak satu gol dan membantu terciptanya 3 gol lain untuk hasil akhir 4-1 bagi MU. Musim itu berakhir dengan gelar juara Premier League dengan jarak 10 point dari peringkat kedua, gelar ini adalah gelar juara liga pertama bagi MU di ranah Inggris sejak tahun 1967.
Cantona menjadi pemain pertama – dan sampai saat ini satu-satunya – pemain yang pernah bermain untuk dua klub berbeda yang memenangkan Premier League dua tahun berturut-turut. Musim berikutnya, setelah berhasil mempertahankan gelar juara liga, Cantona mencetak dua gol penalti untuk memenangkan Piala FA dengan total angka 4-0 atas Chelsea. Cantona terpilih sebagai PFA Player of the Year musim itu.
Di musim ketiga, Cantona dan Man Utd sepertinya masih melanjutkan tradisi juara dengan permainan yang konsisten dan hasil yang bagus. Sayang semuanya berakhir berantakan dan MU harus menyerahkan tahta ke Blackburn Rovers. Semuanya bermula pada kejadian yang berlangsung pada tanggal 25 January 1995, Cantona yang sedang melangkah ke kamar ganti terprovokasi oleh Matthew Simmons, seorang hooligans Crystal Palace. Cantona yang tidak terima dengan ejekan Simmons melakukan tendangan kungfu diikuti oleh pukulan beruntun. Kasus yang menjadi berita utama di media Inggris dan dunia ini membuat Cantona menerima denda dan hukuman tidak boleh bermain selama setahun dalam pertandingan bola manapun di tanah Inggris dan Wales. Dalam sebuah konferensi pers dan di tengah serangan pertanyaan wartawan, Cantona mengeluarkan pernyataannya yang paling terkenal dengan tenang, “Ketika camar mengikuti kapal pukat, itu karena mereka pikir sarden akan dilemparkan ke dalam laut. Terima kasih banyak.” Usai pernyataan itu, Cantona bangkit dari kursi dan melenggang pergi dengan santai dari hadapan pers.
Cantona yang meledak-ledak sering mengundang kontroversi, pada musim pertamanya dengan MU, Cantona memukul seorang fan Leeds yang meledeknya dan harus membayar denda. Di musim kedua, usai diusir keluar lapangan pada Piala Champions saat berhadapan dengan Galatasaray, Cantona beradu mulut dengan seorang wasit dan harus absen dalam lima pertandingan karena mendapat kartu merah pada dua pertandingan berturut-turut.
Setelah masa hukumannya selesai, Cantona tampil impresif pada debut melawan Liverpool. Ia mengirim assist untuk Nicky Butt dan mencetak satu gol penalti. Medio Januari, gol Cantona ke gawang West Ham United mengawali 10 kemenangan beruntun di liga untuk mengejar defisit 10 poin dari Newcastle United. Gol tunggal Cantona kembali terjadi pada beberapa pertandingan berikutnya, sekaligus ketika Cantona menciptakan gol untuk menyamakan kedudukan dengan QPR pada tanggal 9 Maret yang pada akhirnya membawa Man Utd merebut tahta dari Newcastle United. Mereka tidak tergoyahkan hingga akhir musim dan memenangkan gelar ketiga liga dalam empat musim terakhir. Tidak cukup itu saja, Cantona mencetak satu-satunya gol yang memberikan gelar Piala FA bagi MU saat berhadapan dengan Liverpool dengan sebuah gol indah yang mungkin gol terbaik Cantona sepanjang masa. Cantona kembali dari masa-masa gelap dalam hidupnya untuk membawa Man Utd menjadi tim pertama yang dua kali memenangkan gelar ganda.
Kepergian Steve Bruce di musim berikutnya menahbiskan Cantona sebagai kapten United, sekaligus sang raja di Old Trafford. Dengan barisan pemain muda seperti Ryan Giggs, David Beckham, Paul Scholes, Nicky Butt dan Gary Neville dalam bimbingannya, Man Utd mempertahankan gelar di musim berikutnya. Sayangnya, secara mengagetkan Cantona memutuskan bahwa ini adalah musim terakhirnya bermain sepakbola profesional dan ia menggantungkan sepatu di usia 30 tahun.
Eric Cantona bersumpah kalau ada satu-satunya alasan dia kembali ke dunia sepakbola Inggris, itu hanyalah untuk dan hanya untuk menjadi orang nomor satu di Manchester United.



  1. 6.     David Beckham
Karir di MU                                        : 1992-2003
Negara Asal                                       : Inggris
Posisi                                                    : Side Midfielder
Penampilan/Gol                              : 294/85

Kalau ini pasti udah pada kenal deh. Di masa surutnya ‘pemerintahan’ King Eric, karir seorang pemain muda berbakat justru dimulai. Namanya Beckham, David Beckham, mungkin selebritis bola terbesar sepanjang jaman. Dibesarkan sebagai bagian dari Fergie’s Fledgling seperti halnya Ryan Giggs, duo Gary dan Phil Neville, Nicky Butt dan Paul Scholes serta pemain baru lain seperti Solksjaer dan Roy Keane, Beckham hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum ia masuk ke tim utama. Di awal debutnya di Setan Merah, Beckham justru mengenakan nomor punggung keramat dunia sepakbola, nomer 10 yang ditinggalkan oleh Mark Hughes. Pada pertandingan perdana melawan Galatasaray pada tahun 1994, Beckham mencetak gol untuk membantu MU memenangkan pertandingan 4-0.
Musim berikutnya Becks – panggilan Beckham, dipinjamkan ke Preston North End untuk mencari pengalaman di luar Man Utd. Hal yang paling mengesankan? Becks mampu mencetak gol langsung dari sebuah tendangan penjuru. Musim berikutnya Becks kembali ke squad Setan Merah.
Nama pemuda tampan kelahiran 2 Mei 1975 di Leytonstone, London ini menjadi buah bibir ketika di tahun 1996, ia mencetak gol ajaib saat Man Utd berhadapan dengan Wimbledon. Kenapa gol itu begitu spesial? Karena Becks mencetak gol dari tengah lapangan, kemampuannya jelas bukan main-main. Pada saat itulah mata publik mulai memperhatikan pemuda yang sensasional ini. Pada musim itu, Becks dianugerahi PFA Young Player of the Year.
Begitu hebatnya kemampuan pemuda Beckham di mata Alex Ferguson, tahun berikutnya, Becks mendapatkan nomer punggung ‘kehormatan’ yaitu nomer 7 ketika pos itu ditinggalkan Eric Cantona. Sayang kepergian sang raja membuat United seperti anak ayam kehilangan induk dan Arsenal memanfaatkan kesempatan untuk meraih gelar juara.
Masa keemasan Becks datang di tahun 1999 ketika ia menjadi bagian dari sejarah dengan membawa Man Utd memenangkan tiga gelar juara, Piala FA, juara Liga Inggris dan juara Piala Champions. Ketiga gelar ini diraih dengan kemenangan fantastis yang harus direbut dengan perjuangan sepanjang musim. Musim berikutnya, Becks berhasil menjadi runner up European Footballer of the Year dan FIFA World Player of the Year di belakang Rivaldo. Hasil ini juga membantunya menjadi kapten tim nasional Inggris mulai dari tahun 2000 hingga 2006 sebelum ia mundur dari jabatan tersebut.
Hubungan renggang dengan pelatih legendaris Sir Alex Ferguson usai pernikahannya dengan Victoria Adams anggota Spice Girls membuat Becks angkat kaki dari Old Trafford dan memilih Santiago Bernabeu sebagai tujuan berikutnya. “Tidak pernah terjadi masalah sampai ia menikah. Dia biasa berlatih di akademi pada malam hari dengan tekun, dia anak muda yang fantastis. Memasuki pernikahan dengan sorotan dunia entertainment bukanlah hal yang mudah – sejak saat itu, hidupnya tidak pernah sama lagi. Begitu besarnya dia sebagai selebritis, sepakbola hanya menjadi bagian kecil kehidupannya.” ungkap Sir Alex Ferguson ketika menyoroti pernikahan Beckham.
Pada kali lain, Sir Alex juga menyatakan kekagumannya, “Beckham berlatih dengan kedisplinan untuk mendapatkan akurasi yang tidak dipedulikan pemain lain.”



  1. 7.     Cristiano Ronaldo
Karir di MU                                        : 2003-2009
Negara Asal                                       : Portugal
Posisi                                                    : Wing Forward
Penampilan/Gol                              : 292/118

Pemuda kelahiran 5 Februari 1985 bernama lengkap Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro ini mungkin salah satu pemain terbaik di dunia saat ini, pemain sayap yang bisa didorong ke depan lengkap dengan akselerasi yang hebat, kaki yang lincah, tendangan dan sundulan yang akurat serta tajam.
Saat pertama kali bergabung dengan Manchester United Cristiano Ronaldo menginginkan nomor punggung 28, sama seperti yang ia gunakan di Sporting. “Ketika aku bergabung, manajer menanyakan nomor punggung mana yang aku inginkan. Aku bilang 28. Tapi Ferguson bilang tidak. ‘Kamu akan mengenakan nomor punggung 7’. Nomor punggung itu adalah legenda dan menjadi penambah motivasi.”
Ronaldo memulai debutnya bagi Setan Merah sebagai pemain pengganti dalam duel melawan Bolton Wanderers. Gol pertama Ronaldo dicetak melalui tendangan bebas ketika MU mengalahkan Portsmouth 3-0 pada tanggal 1 November 2003. Ronaldo-lah pencetak gol United ke-1000 dalam kompetisi Liga Inggris pada tanggal 29 Oktober 2005 walaupun pada saat itu MU menderita kekalahan 1-4 di tangan Middlesbrough. Di musim pertamanya, Ronaldo mencetak 10 gol di semua kompetisi dan gelar FIFPro Special Young Player of the Year pada tahun 2005 jatuh ke tangannya.
Musim berikutnya permainan Ronaldo yang mulai menyatu dengan teman satu tim membuahkan hasil, permainan MU berkembang pesat. Bulan November dan Desember 2006 Ronaldo mendapatkan penghargaan Barclays Player of the Month, pemain ketiga dalam sejarah Premier League yang meraih penghargaan ini berturut-turut setelah Robbie Fowler pada tahun 1996 dan Dennis Bergkamp di tahun 1997. Golnya ke gawang Manchester City pada tanggal 5 Mei 2007 menahbiskan gelar Premier League pertama setelah empat tahun Setan Merah tanpa gelar dan sekali lagi Ronaldo terpilih menjadi penerima penghargaan FIFPro Special Young Player of the Year. Penghargaan ini kemudian disusul dengan gelar PFA Players’ Player of the Year dan PFA Young Player of the Year sekaligus PFA Fans’ Player of the Year untuk melengkapi hattrick penghargaan yang diberikan padanya dalam satu musim.
Menyadari kemampuannya yang diatas rata-rata, Man Utd memutuskan untuk memperpanjang kontrak Ronaldo dan memberikan bayaran mingguan tertinggi sepanjang sejarah United untuknya. Di tahun yang sama Ronaldo menjadi runner up Ballon d’Or di belakang Kaká dan berada di tempat ketiga FIFA World Player of the Year di belakang Kaká dan Lionel Messi.
Di partai final Piala Champions di akhir musim 2007-2008 melawan rival satu liga, Chelsea, Ronaldo mencetak gol pembuka setelah menit ke-26 walaupun kemudian Chelsea mencetak gol balasan dan pertandingan harus diperpanjang ke adu penalti. Ronaldo gagal mencetak gol pada adu penalti dan MU seakan sudah kehilangan harapan untuk memenangkan gelar. Beruntung, keajaiban terjadi. John Terry terpeleset karena licinnya lapangan dan tembakannya melenceng. Setan Merah memenangkan Piala Champions dengan kemenangan 6-5 atas Chelsea. Musim hebat itu diakhiri Ronaldo dengan penghargaan UEFA Fans’ Man of the Match melalui penampilannya di final Piala Champions. Sepanjang musim Ronaldo mencetak 42 gol di semua kompetisi, 4 gol lebih sedikit dibandingkan rekor 46 gol dalam semusim yang diciptakan Denis Law pada musim 1963-1964.
2 Desember 2008, Ronaldo menjadi pemain Man Utd pertama yang meraih Ballon d’Or sejak George Best di tahun 1968 dan mengungguli rival terhebatnya, Lionel Messi. Dia juga menjadi pemain Premier League pertama yang mendapatkan gelar FIFA World Player of the Year, juga pemain Portugal pertama sejak Luis Figo di tahun 2001.
Memperoleh segalanya di Manchester United membuat Ronaldo jenuh, konon dia ingin tantangan baru dan menyampaikan niatnya untuk hijrah ke Real Madrid, tim yang telah mengejarnya sejak dua tahun belakangan. Setelah musim sebelumnya berusaha keras menahan kepergian Ronaldo, Ferguson akhirnya mengijinkan anak emasnya itu pindah dan kucuran dana hebat Real Madrid menjadikan Cristiano Ronaldo sebagai pemain termahal dunia.


Nah, itulah 7 pemain bernomor punggung tujuh yang pernah membawa Manchester United menuju kejayaan. Saat ini nomor punggung 7 dikenakan oleh Michael Owen, pemain yang pernah menjadi striker andalan Liverpool, sayangnya Owen belum mampu menjawab kepercayaan sebagai pemain bernomor punggung 7 yang dialamatkan kepadanya hingga saat ini.
Siapa yang akan mengenakan nomor 7 selanjutnya? Ditunggu pemain hebat berikutnya yang mengenakan kostum nomor 7 di Manchester United.

Glory Glory Glory Manchester United.....!!!!

5 Pencetak Gol Terbaik Manchester United di Berbagai Era




Sudah tentu sebuah klub besar punya banyak pemain bintang, mulai dari striker, midfielder, defender maupun kiper. Tak terkecuali dengan Manchester United, sebuah klub dengan prestasi yang melimpah. Di postingan sebelumnya, saya sudah membahas history dari klub berjuluk The Red Devils ini. Untuk postingan kali ini saya ingin menuliskan tentang 5 pencetak gol terbaik MU di berbagai era.


1.       Wayne Rooney


Wayne (Mark) Rooney adalah pemain kelahiran Croxteth, Liverpool, Inggris, 24 Oktober 1985. Rooney adalah pemain kebanggaan dari Everton sebelum dia pindah ke Manchester United pada tahun 2004 dengan banderol £25.6 Juta. Sampai detik ini, Rooney sudah mencetak sebanyak 152 goal untuk Manchester United dari 292 kali pertandingan dengan lima kali hat-trick di sebuah match dan satu kali quad-trick dalam satu pertandingan, masing - masing: pada musim 04/05 (VS Fenerbache) tiga goal, 06/07 (VS Bolton Wanderers) tiga goal, 09/10 (VS Portsmouth) tiga goal, 09/10 (VS Hull City) empat goal,10/11 (VS West Ham United) tiga goal, dan 11/12 yang baru saja terjadi melawan Arsenal dengan mencetak tiga goal. Dan rooney masih akan terus mengukir sejarah di Manchester United karena masih bermain untuk Manchester United sampai saat ini dan beberapa tahun mendatang.

2.       Ruud Van Nistelrooy


Rutgerus Johannes Martinus van Nistelrooy atau lebih di kenal dengan Ruud van Nistelrooy adalah pemain kelahiran Oss, Brabant Utara, Belanda, 1 July 1976. Ruud pindah ke Manchester United pada tanggal 23 April 2001. Sebenarnya transfer ini harusnya terjadi setahun sebelumnya, tapi ternyata Ruud mengalamin cidera dan akhirnya transfer di undur. Transer dari Ruud adalah salah satu rekor transfer di Liga Inggris saat itu dengan £19 Juta dari PSV Eindhoven. Van Nistelrooy total mengkoleksi 150 gol dari 200 kali sebagai stater dan 19 kali sebagai pemain pengganti dengan lima kali hattrick dan satu kali mencetak empat goal dalam satu pertanding, masing - masing pada musim; 01/02 (VS Southampton) tiga goal, 02/03 (VS Newcastle United) tiga goal, 02/03 (VS Fulham) tiga goal, 0203 (VS Charlton Athletic) tiga goal, dan 04/05 (VS Sparta Prague) empat goal. Saat ini ia bermain untuk Malaga, sebuah klub di Liga Spanyol.

3.       Sir Bobby Charlton


Robert Bobby Charlton atau lebih dikenal dengan Sir Bobby Charlton adalah pemain sepakbola berkebangsaan inggris yang lahir pada 11 October 1937 di Ashington, Northumberland. Sir Bobby Charlton mendapatkan tempat di tim utama Manchester United pada tahun 1956. Salah satu anggota tim yang terselamatkan dalam tragedy MUNICH 1958. Sir Bobby Charlton mengoleksi 249 goal selama 758 kali pertandingan dengan tujuh kali hattrick, masing – masing pada musim; 56/57 (Vs Charlton Athletic), 57/58 (Vs Bolton Wanderes), 58/59 (Vs Chelsea), 59/60 (Vs Blackpool), 64/65 (Borussia Dortmund), 64/65 (Blackburn Rovers), dan 65/66 (Vs Northampton Town).


4.       George Best


George Best (lahir di Belfast, Irlandia Utara, 22 Mei 1946 – meninggal di London, Inggris, 25 November 2005 pada umur 59 tahun) adalah seorang pemain bola berkebangsaan Irlandia Utara. Talenta muda yang di temukan oleh Scout Manchester United pada masa itu, Bob Bishop. Best bergabung dengan Manchester Unitd pada tahun 1963 pada umur yang masih belia, 15 tahun. Tapi baru memulai debut nya pada tim nasional di umur nya yang ke 17, pada tanggal 14 September 1963. George Best telah mengoleksi 179 goal di 470 pertandingannya bersama Manchester United dengan tiga kali hattrick dan satu kali mencetak enam goal dalam sebuah pertandingan. Best adalah salah satu dari pencetak skor terbanyak di sebuah pertandingan dengan memasukkan bola sebanyak enam kali ke gawang musuh. George Best melakukannya masing – masing pada musim; 67/68 (Vs Newcastle United) tiga goal, 69/70 (Vs Northampton Town) enam goal, 71/72 (Vs West Ham United) tiga goal, dan 71/72 (Vs Southmapton) tiga goal.

5.       Dennis Law


Ia merupakan adalah raja dari semua pencetak goal di Manchester United dengan melakukan empat belas kali hattrick dan empat kali mencetak empat goals dalam satu pertandingan dimana total goalnya adalah 237 goal dari 404 pertandingan bersama Manchester United, Dennis Law. Adalah seorang pemain sepak bola kelahiran Aberdeen, Scotland pada 24 February 1940. Seorang pemain yang di beli dari Torino pada tahun 1962 dengan biaya sebesar £115,000. Sebelum menjadi sebuah sosok menakutkan di Manchester United, Law pernah bermain di beberapa klub yaitu; Huddersfield Town, Manchester City, dan Torino sebelum pindah ke Manchester United.

                Itulah para pencetak gol United sepanjang masa. Mereka merupakan orang-orang hebat yang bisa membawa United menuju kejayaan. United juga punya beberapa young striker yang diprediksi akan menjadi pencetak gol hebat mengikuti orang-orang di atas seperti Danny Welbeck, Javier “Chicharito” Hernandez dan Federicho “Kiko” Macheda, selain itu Manchester United juga dikabarkan tengah memburu jasa seorang striker muda berbakat Ricky van Wolfwinkel yang sedang bermain untuk Sporting Lisbon.
                Siapakah yang akan mengikuti jejak para striker hebat di atas?

                Glory Glory Manchester United.....!!

Manchester United : The Red Devils


Nama Lengkap: Manchester United Football Club

Tahun Berdiri : 1878 dengan nama Newton Heath LYR F.C.
Julukan : The Red Devils, United
Alamat : Sir Matt Busby Way,Old Trafford, Manchester M16 0RA
Situs Resmi : http://www.manutd.com 
Pemilik : Malcolm Glazer
Chairman : Joel Glazer
Direktur: David Gill
Manager : Alex Ferguson
Stadion : Old Trafford (75.957 penonton)
Kota : Manchester
Telepon: 0161.86.88.000
Faksimile: 0161.86.88.804
Surat Elektronik: enquiries@manutd.co.uk

Prestasi juara yang diiraih :
3 kali juara Piala Eropa / Liga Champions (1967/68, 1998/99, 2007/08)
1 kali juara Piala Winners (1990/91)
1 kali juara Piala Super Eropa (1990/91)
2 kali juara Piala Interkontinental/Piala Dunia Antar Klub (1999, 2008)
19 kali juara Liga Primer (plus Divisi Satu lama, 1907/08, 1910/11, 1951/52, 1955/56, 1956/57, 1964/65, 1966/67, 1992/93, 1993/94, 1995/96, 1996/97, 1998/99, 1999/2000, 2000/01, 2002/03, 2006/07, 2007/08, 2008/09, 2010/11)
11 kali juara Piala FA (1908/09, 1947/48, 1962/63, 1976/77, 1982/83, 1984/85, 1989/90, 1993/94, 1995/96, 1998/99, 2003/04)
4 kali juara Piala Liga (1991/92, 2005/06, 2008/09, 2009/10)
19 kali juara Community Shield (1908, 1911, 1952, 1956, 1957, 1965, 1967, 1977, 1983, 1990, 1993, 1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008, 2010, 2011)
2 kali juara Divisi Dua lama (1935/36, 1974/75)
               
Siapa sih yang ga kenal Manchester United? Klub yang sarat akan sejarah ini pasti dikenal oleh semua orang. Dengan semua prestasi yang pernah diraih, tak heran Manchester United menjadi salah satu klub yang mempesona para penggemar sepak bola di seluruh dunia.  Klub ini punya sejarah yang menarik lho. Bagaimana sih sejarahnya? Lets Check it Out...

Klub ini dibentuk dengan nama Newton Heath Lancashire and Yorkshire Railwaiy F.C  (Newton Heath LYR F.C.) pada tahun 1878  oleh para pekerja rel kereta api di Newton Heath. Pada waktu itu, kaos tim berwarna hijau – emas dan mereka bermain di lapangan kecil di North Road, dekat stasiun kereta api Piccadilly Manchester selama lima belas tahun, sebelum pindah ke Bank Street pada 1893. Klub telah mengikuti kompetisi sepak bola tahun sebelumnya dan mulai memutuskan hubungannya dengan stasiun kereta api, sehingga menjadi perusahaan mandiri, dan mengangkat seorang sekretaris  dan pada akhirnya membuang nama “LYR” dari nama mereka untuk menjadi Newton Heath F.C saja. Namun, pada tahun 1902, tim nyaris bangkrut  dengan utang lebih dari £2500 dan lapangan Bank Street mereka pun telah ditutup. Sebelum klub mereka bubar, mereka menerima sokongan investasi dari J.H. Davies, direktur Manchester Breweries. Ketika itu diadakan rapat untuk mengganti nama perkumpulan. Manchester Celtic dan Manchester Central adalah nama yang diusulkan pada awalnya. Namun, nama akhirnya ditetapkan dan Manchester United secara resmi eksis mulai 26 April 1902. Pada waktu itu pula Davies memutuskan untuk mengganti warna tim dan terpilihlah warna merah dan putih sebagai warna tim Manchester United.
Ernest Mangnall dipilih menjadi sekretaris klub menggantikan James West yang mengundurkan diri tanggal 28 September 1902. Mangnall berusaha untuk mengangkat tim ke Divisi Satu pada waktu itu namun mengalami kegagalan pada upaya pertamanya, dan hanya menempati urutan 5 Liga Divisi Dua. Mangnall pin memutuskan untuk menambah beberapa pemain ke dalam klub, seperti Harry Moger, Dick Duckworth, dan John Picken, dan Charlie Roberts yang waktu itu membuat perubahan yang cukup signifikan. Pada waktu itu klub berada di posisi tiga klasmen akhir musim 1903-1904. Mereka selanjutnya promosi ke Divisi Satu setelah finis urutan kedua Divisi Dua musim 1905–1906. Musim pertama klub di Divisi satu berakhir kurang baik, dan hanya menempati urutan 8 klasemen. Namun, mereka akhirnya memenangkan gelar liga pertamanya pada tahun 1908. Pada waktu itu, rival mereka, Manchester City, sedang diselidiki karena menggaji pemain diatas regulasi yang ditetapkan FA dan Man City didenda £250 serta 18 pemain mereka dihukum tidak boleh bermain untuk mereka lagi. MU dengan cepat mengambil kesempatan dari situasi ini, mereka merekrut Billy Meredith dan Sandy Turnbull, dll. Namun pemain baru ini tidak boleh bermain dahulu sebelum tahun Baru 1907, akibat dari skors dari FA dan mereka mulai bermain pada musim 1907–1908. Klub kembali memenangkan trofi Liga Divisi Satu untuk kedua kalinya pada musim 1910–11.
United pindah ke lapangan barunya Old Trafford. Mereka memainkan pertandingan pertamanya di stadion baru tersebut pada tanggal 19 Februari 1910 melawan Liverpool, tetapi mereka kalah 4-3. Mereka puasa trofi lagi sejak musim 1911–12, dan mereka tidak didukung oleh Mangnall lagi karena dia pindah ke Manchester City setelah 10 tahunnya bersama United. Mereka 41 tahun bermain tanpa memenangkan satu trofi pun. United terdegradasi pada tahun 1922 setelah sepuluh tahun bermain di Divisi Satu. Mereka naik divisi lagi tahun 1925, tetapi kesulitan untuk masuk jajaran papan atas liga Divisi Satu dan mereka turun divisi lagi pada tahun 1931. United meraih mencapaian terendah sepanjang sejarahnya yaitu posisi 20 klasemen Divisi Dua 1934. kekuatan mereka kembali ketika musim 1938–39.
Pada tahun 1945, Matt Busby dipilih menjadi manajer Manchester United. Dia meminta sesuatu yang tidak lazim pada pekerjaannya, seperti menunujuk tim sendiri, memilih pemain yang akan direkrut sendiri, dan menentukan jadwal latihan para pemain sendiri. Dia sendiri pada waktu itu telah kehilangan lowongan manager di klub lain, Liverpool F.C, karena pekerjaan yang diinginkannya itu menurut petinggi Liverpool adalah pekerjaan seorang direktur. Waktu itu, United memberikan kesempatan untuk ide inovatifnya. Pertama, Busby tidak merekrut pemain, tetapi seorang asisten manager yang bernama Jimmy Murphy. Keputusan tersebut merupakan keputusan yang sangat tepat. Busby membayar kepercayaan dengan mengantar MU ke posisi kedua liga pada tahun 1947, 1948, and 1949 serta memenangkan Piala FA tahun 1948. Stan Pearson, Jack Rowley, Allenby Chilton, dan Charlie Mitten memiliki andil yang besar dalam pencapaian United ini. Mereka kembali meraih gelar Divisi Satu pada 1952. Busby memasukkan beberapa pemain muda seperti Roger Byrne, Bill Foulkes, Mark Jones dan Dennis Viollet. Namun, mereka membutuhkan waktu untuk menunjukkan permainan terbaik mereka, akibatnya United tergelincir ke posisi 8 pada 1953. Tetapi tim kembali memenangkan liga tahun 1956 dengan tim yang usia rata-rata pemainnya hanya 22 tahun, mencetak 103 gol. Kebijakan tentang pemain muda ini mengantarkannya menjadi salah satu manager yang paling sukses menangani Manchester United (pertengahan 1950-an, pertengahan akhir 1960-an dan 1990-an). Busby memiliki pemain talenta tinggi yang bernama Duncan Edwards dan memainkan debutnya pada umur 16 tahun di 1953. Edwards dikatakan dapat bermain disegala posisi dan banyak yang melihatnya bermain mengatakan bahwa dia adalah pemain terbaik. Musim berikutnya, 1956–57, mereka menang liga kembali dan mencapai final Piala FA, namun kalah dari Aston Villa. Mereka menjadi tim Inggris pertama yang ikut serta dalam kompetisi Piala Champions Eropa, atas kebijakan FA. United dapat mencapai babak semifinal dan kemudian dikandaskan Real Madrid. Dalam perjalanannya ke semi-final, United juga mencatatkan kemenangan yang tetap menunjukkan bahwa mereka adalah tim besar, ketika mengalahkan tim juara Belgia Anderlecht 10–0 di Maine Road.
Tragedi terjadi pada musim berikutnya, ketika pesawat yang membawa tim pulang dari pertandingan Piala Champions Eropa mengalami kecelakaan saat mendarat di Munich, Jerman untuk mengisi bahan bakar. Tragedi Munich air tanggal 6 Februari 1958 tersebut telah merenggut nyawa 8 pemain tim – Geoff Bent, Roger Byrne, Eddie Colman, Duncan Edwards, Mark Jones, David Pegg, Tommy Taylor dan Liam Whelan – dan 15 penumpang lainnya, termasuk sebagian staf United, Walter Crickmer, Bert Whalley dan Tom Curry. Ketika itu, terdapat rumor bahwa tim akan mengundurkan diri dari kompetisi, namun Jimmy Murphy mengambil alih posisi manager ketika Busby dirawat di rumah sakit, ban klub tetap melanjutkan kompetisinya. Meski kehilangan beberapa pemain, mereka mencapai final Piala FA 1958, namun mereka kalah dari Bolton Wanderers. Akhir musim, UEFA menawarkan FA untuk dapat mengirimkan MU dan juara liga Wolverhampton Wanderers untuk berpartisipasi di Piala Champions untuk penghargaan kepada para korban kecelakaan, namun FA menolak. United menekan Wolves pada musim berikutnya dan menyelesaikan liga di posisi kedua klasemen, tidak buruk untuk sebuah tim yang kehilangan sembilan pemain akibat tragedi kecelakaan di jerman.
Busby membangun kembali tim di tahun 60-an, dan membeli beberapa pemain seperti Denis Law dan Pat Crerand. Mungkin pemain yang paling terkenal dari sejumlah pemain muda ini adalah George Best. Tim memenangkan Piala FA tahun 1963, walaupun saat itu tim hanya finis diurutan 19 Divisi Satu. Keberhasilan di Piala FA membuat pemain menjadi termotivasi dan membuat klub terangkat pada posisi kedua liga tahun 1964, dan kembali memenangkan liga di tahun 1965 dan 1967. United memenangkan Piala Champions Eropa 1968, mengalahkan tim asuhan Eusébio SL Benfica 4–1 dipertandingan final, menjadi tim Inggis pertama yang memenagkan kompetisi ini. Tim MU saat itu memiliki Pemain Terbaik Eropa, yaitu: Bobby Charlton, Denis Law and George Best. Matt Busby mengundurkan diri pada tahun 1969 dan digantikan oleh pelatih tim cadangan, Wilf McGuinness.
Setelah masa yang sukses, United kemudian mengalami masa sulit ketika ditangani Wilf McGuinness, dan berada diurutan delapan liga pada musim 1969–70. Kemudian dia mengawali musim 1970–71 dengan buruk, sehingga McGuinness kembali turun jabatan menjadi pelatih tim cadangan. Busby kembali melatih United, walaupun hanya 6 bulan. Dibawah asuhan Busby, United mendapat hasil yang lebih baik, namun pada akhirnya ia meninggalkan klub pada tahun 1971. Dalam waktu itu, United kehilangan beberapa pemain kuncinya seperti Nobby Stiles dan Pat Crerand. Kemudian, Frank O’Farrell ditunjuk sebagai suksesor Busby. Seperti McGuinness, O’Farrell tidak bertahan lebih dari 18 bulan. Tommy Docherty menjadi manager di akhir 1972. Docherty menyelamatkan United dari degradasi namun United terdegradasi pada 1974, yang saat itu trio Best, Law and Charlton telah meninggalkan klub. Denis Law pindah ke Manchester City pada musim panas tahun 1973. Pemain seperti Lou Macari, Stewart Houston dan Brian Greenhoff direkrut untuk menggantikan Best, Law and Charlton, namun tidak menghasilkan apa-apa. Tim meraih promosi pada tahun pertamanya di Divisi Dua, dengan peran besar pemain muda berbakat Steve Coppell yang bermain baik pada musim pertamanya bersama United, bergabung dari Tranmere Rovers. United mencapai Final Piala FA tahun 1976, tetapi mereka dikalahkan Southampton. Mereka mencapai final lagi tahun 1977 dan mengalahkan Liverpool 2–1. Didalam kesuksesan ini, Docherty dipecat karena diketahui memiliki hubungan dengan istri fisioterapi.
Dave Sexton menggantikan Docherty di musim panas 1977 dan membuat tim menjadi bermain lebih defensif. Dan gaya bermain ini pun tidak disukai suporter, mereka lebih menyukai gaya menyerang Docherty dan Busby. Beberapa pemain dibeli Sexton seperti Joe Jordan, Gordon McQueen, Gary Bailey dan Ray Wilkins, namun tidak dapat mengangkat United menembus ke papan atas, hanya sekali finis diurutan kedua, dan hanya sekali lolos ke babak final Piala FA, dikalahkan Arsenal. Dan karena miskin gelar, Sexton pun dipecat pada tahun 1981, walaupun ia memenangkan 7 pertandingan terakhirnya. Dia digantikan manager flamboyan Ron Atkinson. Dia memecahkan rekor transfer di Inggris dengan membeli Bryan Robson dari West Brom. Tim asuhan Atkinson memiliki pemain baru seperti Jesper Olsen, Paul McGrath, dan Gordon Strachan yang bermain bersama Norman Whiteside dan Mark Hughes. United memenangkan Piala FA 2 kali dalam 3 tahun, pada 1983 dan 1985. tahun 1986 penampilan MU kemudian menjadi buruk dan United mengakhiri musim di urutan 4 klasemen. Hasil buruk United pun terus berlanjut sampai akhir musim dan dengan hasil yang buruk yaitu diujung batas degradasi, pada November 1986, Atkinson dipecat. Setelah itu United merekrut pelatih baru, yaitu Sir Alex Ferguson.
Alex Ferguson tiba dari Aberdeen untuk menggantikan tempat Atkinson dan memimpin klub dan berada di urutan 11 akhir klasemen. Pada musim berikutnya (1987-88), United menghabiskan liga di tempat kedua, dengan Brian McClair menjadi pemain United pertama selepas George Best dan menjaringkan 20 gol dari pada liga dalam satu musim. Namun, United terpaksa berhempas pulas sepanjang dua musim berikutnya. Alex Ferguson telah banyak kali dilaporkan hampir dipecat ketika awal tahun 1990 tetapi gol Mark Robins memberikan kemenangan tipis kepada United pada pusingan ketiga Piala FA mengatasi Nottingham Forest, yang mana ramai menganggapnya sebagai kemenangan yang menyelamatkan karier Ferguson. United memenangi Piala debgan menjadi juara Eropa pada 1990-91, mengalahkan juara Spanyol tahun tersebut, Barcelona dalam aksi final pertandingan, tetapi mengecewakan buat United pada musim berikutnya selepas United disingkirkan oleh Leeds United akibat kemerosotan.Kehadiran Eric Cantona pada November 1992 telah memberikan warna tersendiri kepada United, bersama dengan talenta yang mulai bersinar yang dimiliki oleh Gary Pallister, Denis Irwin dan Paul Ince, bersama-sama bintang yang sedang naik daun seperti Ryan Giggs, mereka menyelesaikan musim 1992-93 sebagai juara kali pertama semenjak 1967. Mereka memenangi “dobel dobel” (liga Ingeris dan Piala FA) untuk kali pertama pada musim berikutnya, dibantu dengan datangnya Roy Keane, pemain tengah dari Nottingham Forest, yang kemudian menjadi kapten klub. Namun, kliub berduka dengan kematian pengurus legenda dan presiden klub, Matt Busby, yang telah kembali pada 20 Januari 1994.
Pada musim 1994-95, Cantona mendapat hukuman selama delapan bulan karena telah menendang Matthew Simmons, seorang suporter Crystal Palace, dalam pertandingan di Selhurst Park. Seri pada pertandingan terakhir liga dan mengalahkan Everton pada pertandingan terakhir Piala FA menjadikan United sebagai juara “dobel-dobel”, liga dan Piala FA. Ferguson setelah itu membuat perubahan yang mengejutkan pemilik klub beserta penggemarnya dengan menjual beberapa pemain utama dan menggantikannya dengan beberapa pemain muda, seperti David Beckham, Gary Neville, Phil Neville dan Paul Scholes. Rekor tanpa kalah Eropa United telah dipecahkan oleh Fenerbahce, yang memenangi 1-0 di Old Trafford pada 30 Oktober 1996 berkat gol Elvir Bolic. Kemudian, mereka memenangi liga pada tahun 1997, dan Eric Cantona telah mengumumkan pensiun dari bola sepak pada umur ke 30. Pada musim 1998, mereka memulai musim dengan baik, tetapi pada akhirnya mereka berada di belakang Arsenal di akhir klasemen.
1998-1999 merupakan musim dimana Manchester United mencapai kejayaan di dalam sejarah klub sepak bola Inggris setelah mereka berjaya dengan memenangi “Treble” – juara Premiership, Piala FA, dan Liga Champion pada musim yang sama. Di liga premier, Manchester United berjaya setelah memenangi kompetisi liga yang ditentukan pada hari terakhir dengan mengalahkan Tottenham Hotspur 2-1. Memenangi Premiership merupakan title yang sangat melelahkan untuk diraih, sehingga pada waktu itu Ferguson benar-benar merasa puas bisa mendapatkan titel juara liga. Kemudian, di dalam perlawanan akhir Piala FA, United bertemu Newcastle United dan menang 2-0 dengan gol yang dicetak masing-masing oleh Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer. Pada kompetisi eropa, pertandingan final melawan Bayern Munich merupakan pertandingan dramatis yang pernah dialami MU di final. Bagaimana tidak, Setelah tertinggal dengan gol Mario Basler di menit-menit awal pertandingan, MU tertinggal selama 85 menit. Dan di injury time, mereka baru dapat menyamakan kedudukan melalui gol dari pemain pengganti, Teddy Sheringham. Seakan dinaungi dewi fortuna kembali, berawal dari tendangan sudut yang dilakukan David Beckham, terjadi gol dramatis yang diciptakan oleh Ole Gunnar Solskjaer, sang pemain pengganti pula. Dramatis bagi MU, tragis bagi Bayern Munchen :D
United kembali memenangi liga pada tahun 2000 dan 2001, namun gagal di musim 2002. Mereka mendapatkan titel liga kembali musim berikutnya (2002-03). Semusim berikutnya, mereka memulai musim dengan baik, tetapi prestasi mereka seiring berjalannya waktu menjadi menurun akibat sanksi 8bulan yang diterima oleh Rio Ferdinand akibat gagal tes. Namun demikian, mereka tetap mampu memenangi Piala FA 2004, menyingkirkan Arsenal (yang menjadi juara liga musim tersebut). Musim 2004-05 bisa dibilang sebagai musim yang dengan sedikit gol bagi MU, karena cedera yang dialami penyerang Ruud van Nistelrooy, dan membuat MU pada musim tersebut tanpa memenangi kejuaraan sama sekali. Di faktor eksternal, terdapat selentingan kabar juga kalau kemungkinan besar klub akan diambil alih di akhir musim oleh Malcolm Glazer (yang juga merupakan pemilik pasukan Rugbi Amerika Tampa Bay Buccaneers). Pada musim 2005-06, MU memulai liga dengan kurang menyakinkan, dengan kepergian pemain tengah Roy Keane ke Celtic selepas membuat kritikan secara umum kepada beberapa pemain. Pada musim ini juga mereka mendapat beberapa hambatan dengan cedera yang dialami oleh pemain=pemain kunci mereka seperti Gabriel Heinze, Alan Smith, Ryan Giggs dan Paul Scholes. Namun demikian, mereka juga masih mamou memenangi Piala Liga dengan mengalahkan Wigan Athletic 4-0. Pada akhir musim 2005-2006, penyerang utama MU, Ruud van Nistelrooy, telah meninggalkan k;ub dan pindah ke Real Madrid, karena ia berselisih dengan sang pelatih.
Musim 2006-07 Ferguson mulai memperlihatkan lagi gaya permainan United yang menyerang seperti pada dekade 90-an, dengan mencetak 20 gol lebih di 32 pertandingan. Pada Januari 2007, United mendapatkan Henrik Larsson dengan status pinjaman selama 2 bulan dari Helsingborgs, dan pemain itu memiliki peran penting akan pencapaian MU di Liga Champions, dengan harapan meraih Treble kedua, namun sayanganya, setelah mencapai babak semi-final, United kalah dari A.C. Milan 3–5(agregat). Empat tahun setelah gelar terakhir mereka, United meraih kembali gelar juara liga pada 6 Mei 2007, setelah Chelsea bermain imbang dengan Arsenal, meninggalkan the Blues tujuh poin dibelakang dengan menyisakan 2 pertandingan, diikuti kemenangan United 1–0 dalam derby Manchester hari sebelumnya, mengantarkan United ke gelar kesembilan Premiership-nya dalam 15 tahun eksistensinya. Namun, mereka tidak dapat mencapai double keempat mereka, karena Chelsea mengalahkan United 1-0 Barca, Lionel Messi. Pada dua tahun selanjutnya, mereka juga kembali memenangi liga dan berjaya di kompetisi lokal, namun pada tahun 2010, gelar liga lepas karena kedatangan sang pelatih Chelsea Carlo Ancelotti, yang pada waktu itu sukses membuat Chelsea kembali memenangi gelar liga semenjak kepergian Jose Mourunho. Pada tahun 2011, Manchester United kembali difavoritkan untuk memenangi double winner, dengan unggul poin yang jauh di akhir-akhir kompetisi, serta mencapai final dengan berhadapan kembali dengan Barcelona. Namun, hanya liga yang berhasil mereka dapat, dan gelar Liga Champion harus direlakan kembali kepada Barcelona, yang di final mereka harus mengakui keunggulan Barcelona 1-3 lewat gol yang dicetak oleh Pedro, Messi, dan Villa.
Untuk musim 2011-2012, Menghadapi musim 2011-2012, MU kembali akan dilatih oleh Sir Alex, yang menunda kembali keutusannya untuk pensiun. Namun, MU harus kehilangan beberapa pemain seniornya seperti Paul Scholes, Edwin Van Der Sar, Nevile, dll. Namun, mereka dapat penggantinya dengan merekrut De Gea yang berposisi sebagai kiper, dan Ashley Young yang berposisi sebagai winger. Dengan segala pengalaman serta kecakapannya dalam meracik tim, Alex Ferguson kembali berharap dapat memperoleh gelar di kompetisi mendatang. Walaupun penuh kontroversi, namun kehebatan sang pelatih ini tidak perlu diragukan lagi.
Sebuah historis klub yang sangat menarik bukan? Saya berharap dengan membaca sejarah MU ini, agan-agan tertarik untuk menjadi para manchunian(fans MU) baru dan untuk para fans manchunian lama bisa semakin termotivasi untuk mendukung MU, hehehe. Sekian tulisan untuk kali ini.
Glory Manchester United..!!!!